Rekonsiliasi Bank: Memahami Definisi, Bentuk, dan Cara Mengerjakannya

Table of Contents

Saat menjalankan bisnis, menjaga keakuratan catatan keuangan adalah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu cara efektif untuk memastikan pembukuan keuangan kita sudah selaras adalah dengan melakukan rekonsiliasi bank. Proses ini berfungsi untuk mencocokkan saldo kas perusahaan dengan laporan saldo yang tercatat di bank.  

Mungkin Anda bertanya, mengapa hal ini penting? Rekonsiliasi bank bukan hanya tentang angkanya saja yang selaras, tetapi juga langkah preventif untuk mendeteksi kesalahan, kecurangan (fraud), atau transaksi yang terlewat. Dengan melakukan rekonsiliasi secara rutin, Anda bisa menjaga kredibilitas perusahaan sekaligus membuat keputusan keuangan yang lebih tepat.  

Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengupas tuntas konsep rekonsiliasi bank, mengapa proses ini menjadi tulang punggung pengelolaan keuangan, dan bagaimana langkah-langkah praktis untuk melakukannya. Yuk, kita simak pembahasannya!  

Rekonsiliasi Bank: Apa itu Rekonsiliasi Bank dan Apa Tujuannya? 

Account book bank with calculator and pen on woonden background.document information statement cash balance number passbook.plan management save money for 2023 new year.security currency business.

Apa yang Dimaksud dengan Rekonsiliasi Bank?

Jadi, apa sebetulnya yang dimaksud dengan rekonsiliasi bank? Rekonsiliasi bank adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencocokan dan menyelaraskan saldo kas (data keuangan) dalam buku besar perusahaan dengan saldo yang tercatat dalam laporan di bank. 

Secara singkat, rekonsiliasi bank adalah cara untuk mengoreksi saldo buku, saldo perusahaan, dengan saldo yang tercatat di laporan bank. Dengan melakukan rekonsiliasi bank, diharapkan tercapainya penyesuaian laporan keuangan di akhir periode pembukuan. 

Mengapa Rekonsiliasi Bank Penting?

Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa rekonsiliasi bank penting? Dan apa tujuan dari rekonsiliasi? Bagaimana manfaatnya bagi bisnis? 

Rekonsiliasi bank merupakan salah satu kunci untuk menjaga kredibilitas keuangan perusahaan. Proses ini bukan sekadar formalitas, tetapi alat penting untuk memastikan keakuratan data antara perusahaan dan bank.  Di samping itu, ada banyak tujuan dan keuntungan yang bisa dicapai. Berikut ini beberapa tujuan rekonsiliasi bank:

1. Mengungkap Jumlah Selisih Saldo Antara Perusahaan dan Bank

Rekonsiliasi bank menjadi sangat relevan karena membantu perusahaan mendeteksi perbedaan antara saldo kas internal dan catatan perbankan. Dengan memadankan data dari dua sumber berbeda ini, tim keuangan Anda dapat segera mengetahui jika ada transaksi yang terlewat, pencatatan ganda, atau kesalahan dalam jumlah nominal.  

2. Mengetahui Penyebab Terjadinya Selisih Saldo 

Selain itu, rekonsiliasi bank adalah bentuk kontrol keuangan yang esensial. Proses ini memastikan semua penerimaan dan pengeluaran Anda—baik tunai maupun non-tunai—tercatat secara rapi. Sehingga manfaatnya tidak hanya membantu menjaga ketelitian catatan, tetapi juga memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi kas perusahaan dan di mana letak kesalahan dan mengapa bisa sampai terjadi selisih saldo, jika memang ada.

3. Mendeteksi kecurangan akuntansi 

Rekonsiliasi bank juga menjadi kunci untuk menjaga keteraturan sistem keuangan Anda, termasuk mencegah potensi kecurangan. Dengan melakukannya secara rutin, baik mingguan maupun bulanan, kita jadi dapat mengidentifikasi apabila terdapat transaksi yang mencurigakan. Tentunya hal ini akan meminimalisir risiko terjadinya kecurangan (fraud) di dalam perusahaan.  

4. Bahan Pemeriksa Kesalahan Pencatatan dari Pegawai Keuangan Perusahaan 

Proses rekonsiliasi bank ini juga diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan meningkatkan ketelitian tim Anda dalam pencatatan buku besar perusahaan, terutama pada staf atau pegawai keuangan di perusahaan. Dengan demikian, ke depannya, catatan laporan perbankan Anda bisa menjadi lebih rapi dan akurat. 

5. Pengawasan Terhadap Pengelolaan Kas

Dengan secara rutin, sebulan sekali, melakukan rekonsiliasi bank, perusahaan tidak hanya mampu melacak selisih saldo tetapi juga memanfaatkan informasi ini untuk mengelola arus kas lebih baik dan meminimalkan kerugian. Pada akhirnya, Anda bisa memastikan bahwa keputusan bisnis yang diambil didasarkan pada data yang akurat dan terpercaya.

Bentuk Rekonsiliasi Bank

Proses rekonsiliasi bank dapat disusun dalam beberapa format berbeda, masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rekonsiliasi bank yang umum digunakan:  

  • Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)

Yang pertama adalah Report Form, atau yang juga sering disebut sebagai staffel. Informasi-informasi di dalam form ini disajikan secara bertingkat. Di dalamnya terdapat kolom untuk mengisi data rekonsiliasi saldo kas berdasarkan data keuangan perusahaan.

  • Bentuk Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)

Yang kedua, adalah bentuk Skontro. Berbeda dari format vertikal, rekonsiliasi bank skontro atau account form ini disusun secara horizontal dengan data yang terpisah pada dua sisi. 

Kolom sebelah kiri biasanya memuat saldo dari catatan perusahaan, sedangkan kolom sebelah kanan menampilkan data untuk mencocokkan saldo kas rekening koran. Format ini memungkinkan pengguna membandingkan data secara langsung.  

  • Bentuk Rekonsiliasi Bank 4 Kolom

Yang ketiga yaitu, Bank 4 Kolom. Bentuk ini sebetulnya memiliki lima kolom, tetapi dinamakan empat kolom karena hanya empat kolom yang digunakan untuk mencatat nominal mutasi. 

Penyusunan data pada bentuk ini memberikan efisiensi, terutama bagi pengguna yang memerlukan penyajian data yang ringkas namun tetap jelas.  

  • Bentuk Rekonsiliasi Bank 8 Kolom

Dan bentuk yang terakhir adalah Rekonsiliasi Bank 8 Kolom. Sesuai namanya, bentuk ini terdiri dari delapan kolom nominal mutasi, meskipun total keseluruhan kolom yang digunakan mencapai sembilan. 

Bentuk ini lebih rinci dan ideal untuk mencatat serta menganalisis data dengan tingkat detail yang tinggi, cocok bagi perusahaan dengan aktivitas keuangan yang kompleks.  

Dengan memahami berbagai bentuk rekonsiliasi bank ini, Anda dapat memilih bentuk form rekonsiliasi bank yang paling sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.

Rekonsiliasi Bank: Faktor Penyebab dan Kapan Harus Dilakukan?

Ketika menjalankan bisnis, hubungan antara perusahaan dan bank merupakan hal yang tak terpisahkan, terutama karena dana kas perusahaan biasanya disimpan di bank. Oleh karena itu, melakukan rekonsiliasi bank secara rutin menjadi langkah yang penting untuk memastikan keakuratan data keuangan perusahaan.  

Selain kapan waktu yang tepat untuk melakukan rekonsiliasi bank, Anda juga perlu mencermati faktor penyebab terjadinya rekonsiliasi bank. Simak selengkapnya, di bawah ini.

Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank?

Rekonsiliasi bank adalah proses yang wajar dan tidak perlu dianggap rumit. Proses ini membantu Anda memastikan keakuratan catatan keuangan perusahaan dengan data bank. 

Yang selanjutnya perlu Anda pahami adalah, ada berbagai faktor penyebab diperlukannya rekonsiliasi bank. Berikut beberapa di antaranya:  

1. Piutang Wesel  

Piutang wesel adalah janji tertulis dari pihak yang berutang (kreditor) untuk membayar utangnya kepada pemberi utang (debitur) dalam waktu tertentu. Pada beberapa kasus, kreditor telah membayarkan kewajibannya melalui bank, tetapi perusahaan belum mencatatnya. 

Hal ini akan memunculkan ketidaksesuaian antara catatan perusahaan dan bank, sehingga perlu diselaraskan melalui rekonsiliasi.  

2. Cek yang Belum Cair (Outstanding Check)  

Situasi ini terjadi ketika perusahaan telah mengeluarkan cek kepada pihak lain, namun cek tersebut belum dicairkan hingga akhir bulan. Akibatnya, saldo kas perusahaan tampak berkurang, sementara rekening bank belum mencatat pengurangan tersebut. 

Bisa juga terjadi sebaliknya. Situasi di mana perusahaan menerima cek dari pihak lain namun belum mencairkannya. Dalam kasus seperti ini, pihak bank akan mencatat adanya aliran dana yang masuk, namun pihak perusahaan belum mencatatnya dalam pembukuan sebagai arus kas masuk. 

3. Setoran dalam Proses (Deposit in Transit)  

Deposit in Transit menggambarkan situasi di mana perusahaan sudah mencatat setoran dana, tetapi dana tersebut belum diproses oleh bank. Contohnya, ketika perusahaan mencatat setoran pada akhir bulan, namun bank baru memprosesnya di awal bulan berikutnya. Perbedaan waktu ini menimbulkan ketidaksesuaian data yang membutuhkan rekonsiliasi.  

4. Kesalahan Pencatatan 

Human error sering kali menjadi penyebab utama terjadinya rekonsiliasi. Kesalahan ini bisa berupa salah mencatat nominal transaksi, salah memasukkan akun, atau bahkan lupa mencatat transaksi tertentu. Meski terlihat sederhana, kesalahan ini dapat membuat catatan keuangan menjadi tidak sinkron.  

5. Beban yang Belum Dicatat Perusahaan  

Ada kalanya beban-beban tertentu, seperti biaya administrasi bank atau biaya layanan lainnya, sudah tercatat di rekening koran tetapi belum masuk ke dalam pembukuan perusahaan. Ketidaksesuaian ini memerlukan perhatian khusus agar pembukuan perusahaan tetap akurat.  

6. Non-Sufficient Fund Check (Cek Kosong)  

Cek kosong terjadi ketika pihak pengirim cek tidak memiliki dana cukup untuk memenuhi nominal yang tercantum. Perusahaan penerima cek mungkin sudah mencatatnya sebagai pemasukan, tetapi bank tidak dapat mencatat arus dana tersebut pada rekening koran. Dalam kasus ini, bank biasanya mengeluarkan nota debit untuk memberitahukan bahwa cek tersebut tidak valid.  

Dengan memahami penyebab-penyebab di atas, Anda dapat lebih mudah mengidentifikasi masalah dalam pencatatan keuangan dan mencegah potensi kesalahan yang lebih besar. Rekonsiliasi bank bukan hanya soal mencocokkan angka, tetapi juga langkah proaktif untuk menjaga keuangan perusahaan tetap sehat.

Kapan Sebaiknya Melakukan Rekonsiliasi Bank?

Umumnya, rekonsiliasi dilakukan sekali yaitu pada setiap akhir bulan, sejalan dengan periodisasi pembukuan perusahaan. Proses ini membantu mencocokkan catatan keuangan perusahaan dengan data yang dimiliki oleh bank selama periode tersebut. Dengan begitu, segala perbedaan atau ketidaksesuaian dapat segera diidentifikasi dan diperbaiki.  

Namun, dalam situasi tertentu, seperti ketika terdeteksi aktivitas transaksi yang mencurigakan, perusahaan sebaiknya meningkatkan frekuensi rekonsiliasi. Misalnya, melakukannya setiap minggu. 

Pendekatan ini tidak hanya membantu Anda menemukan sumber masalah lebih cepat, tetapi juga memberikan waktu untuk menyelesaikannya sebelum berkembang menjadi isu yang lebih besar.  

Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat mencegah risiko kerugian yang lebih besar, termasuk ancaman penipuan (fraud). Proses rekonsiliasi yang konsisten dan intensif akan menjadi perlindungan tambahan untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan Anda.

Rekonsiliasi Bank: Cara Mengerjakan dan Contoh Kasusnya

Bagaimana Cara Mengerjakan Rekonsiliasi Bank?

Perusahaan mungkin sudah paham dengan konsep rekonsiliasi bank. Namun, bagi pebisnis pemula atau perusahaan baru, akan menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, berikut ini adalah ringkasan bagaimana cara membuat rekonsiliasi bank:  

1. Analisis Rekening Koran  

Setiap bulan, mulailah dengan menganalisis rekening koran yang diterima dari bank. Periksa setiap transaksi dan posisi saldo akhir untuk memastikan semuanya sesuai dengan catatan perusahaan Anda.  

2. Catat Transaksi Bank Secara Terpisah  

Pisahkan transaksi yang dicatat bank ke dalam buku kas khusus. Setelah itu, bandingkan saldo yang dicatat perusahaan dengan saldo yang tercatat di rekening bank. Jika ada perbedaan, Anda perlu segera menyelidiki penyebabnya.  

3. Telusuri Perbedaan yang Ada  

Identifikasi semua perbedaan antara catatan perusahaan dan rekening bank. Perbedaan ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti dana yang tertunda, cek yang belum dicairkan, atau kesalahan pencatatan. Hubungi pihak bank atau mitra bisnis Anda jika diperlukan untuk memastikan semua transaksi tercatat dengan benar.  

4. Lakukan Penyesuaian dan Susun Laporan 

Setelah selesai menelusuri perbedaan, lakukan penyesuaian pada catatan keuangan perusahaan Anda. Susun laporan rekonsiliasi bank dengan bentuk form yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan: vertikal, skontro, empat kolom, atau delapan kolom.  

5. Periksa Kembali Laporan Rekonsiliasi 

Terakhir, pastikan laporan rekonsiliasi bank sudah benar dan tidak ada selisih antara catatan saldo kas perusahaan dengan catatan di rekening bank. Jika masih terdapat perbedaan, ulangi perhitungan hingga semuanya sesuai.  

6. Dokumentasikan

Dokumentasikan seluruh langkah selama proses rekonsiliasi. Simpanlah salinan laporan dari bank beserta pembukuan perusahaan yang telah dikoreksi untuk dijadikan referensi di masa mendatang.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memastikan keakuratan catatan keuangan perusahaan dan meminimalkan risiko kesalahan yang berpotensi merugikan bisnis Anda.

Contoh Soal Rekonsiliasi Bank dan Jawabannya

Untuk memahami lebih baik konsep dan cara membuat rekonsiliasi bank, berikut adalah contoh kasusnya:  

PT Bintang Gemilang memiliki saldo kas senilai Rp200 juta per 31 Agustus 2024. Namun, rekening koran dari bank menunjukkan saldo sebesar Rp220 juta. Setelah melakukan pemeriksaan, bagian akuntansi PT Bintang Gemilang menemukan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut:  

  1. Terdapat biaya administrasi bank sebesar Rp2 juta yang tercatat di rekening koran tetapi belum dicatat di pembukuan perusahaan.  
  2. Ada dua cek pembayaran utang senilai Rp12 juta yang telah dicatat di pembukuan tetapi belum muncul di rekening koran.  
  3. Pihak bank telah mencatat penerimaan piutang sebesar Rp8 juta yang belum dicatat oleh perusahaan.  

Berdasarkan data ini, perusahaan kemudian melakukan proses rekonsiliasi sebagai berikut:  

Dari Sisi Catatan Perusahaan  

  • Saldo kas awal menurut perusahaan: Rp200 juta  
  • Tambahkan penerimaan piutang: Rp8 juta  
  • Kurangkan biaya administrasi bank: Rp2 juta  

MAKA: 

Saldo kas yang seharusnya: Rp206 juta

Dari Sisi Rekening Koran  

  • Saldo kas awal menurut bank: Rp220 juta  
  • Kurangi cek pembayaran utang yang belum dicairkan: Rp12 juta  

MAKA:

Saldo kas yang seharusnya: Rp206 juta  

Dengan rekonsiliasi ini, kedua catatan antara perusahaan dan bank menunjukkan saldo yang sama, yaitu Rp206 juta. Proses ini memastikan akurasi dalam pelaporan keuangan perusahaan.

Itulah hal-hal yang perlu Anda pahami tentang Rekonsiliasi Bank, mulai dari: definisi, bentuk, hingga cara mengerjakannya. Semoga pemaparan di atas dapat membantu Anda dalam menerapkan rekonsiliasi ke dalam bisnis atau perusahaan Anda.

Mengulas dari apa yang sudah kita bahas, kita bisa simpulkan bahwa rekonsiliasi bank adalah proses penting untuk menyelaraskan catatan kas perusahaan dengan laporan rekening koran bank. Proses ini menjadi kebutuhan rutin, terutama bagi perusahaan yang ingin menjaga integritas keuangannya. 

Melalui rekonsiliasi, kita dapat mengidentifikasi selisih saldo yang mungkin terjadi karena faktor seperti biaya administrasi bank, cek yang belum dicairkan, atau setoran yang masih dalam proses. Jika dilakukan secara teratur, rekonsiliasi bank membantu perusahaan memahami kondisi keuangan sebenarnya dan meminimalkan risiko kesalahan pencatatan.  

Di atas juga kita sudah memaparkan dan melihat bagaimana prosedur rekonsiliasi melibatkan beberapa langkah, seperti menganalisis rekening koran, mencatat transaksi yang belum dicatat perusahaan, menelusuri perbedaan saldo, hingga menyusun laporan akhir. 

Ada pula contoh kasus yang menunjukkan bagaimana perbedaan saldo bisa diidentifikasi dan disesuaikan, baik dari sisi perusahaan maupun catatan bank. Dengan memastikan catatan keuangan yang sesuai, perusahaan tidak hanya dapat mengelola arus kas dengan lebih baik, tetapi juga mencegah potensi risiko seperti fraud atau kelalaian pencatatan.  

Mempelajari rekonsiliasi bank juga sekaligus menyoroti fleksibilitasnya sesuai kebutuhan perusahaan. Misalnya, perusahaan besar dengan transaksi intensif mungkin membutuhkan rekonsiliasi mingguan, sementara bisnis kecil dapat melakukannya setiap akhir bulan. 

Pada akhirnya, rekonsiliasi tidak hanya membantu meluruskan catatan, tetapi juga menjadi alat strategis untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.  

DOKU: Solusi Modern untuk Rekonsiliasi yang Lebih Efisien  

Menyinggung rekonsiliasi, ada solusi modern yang juga dapat membantu Anda, yaitu DOKU!

DOKU ini merupakan penyedia layanan pembayaran terkemuka di Indonesia yang mendukung bisnis melalui berbagai fitur unggulan, seperti: Accept Payment—untuk memproses pembayaran digital dengan lebih dari 45 metode, Payouts—untuk mengotomatisasi transfer uang, dan Wallet as a Service (WaaS)—untuk mengelola arus kas bisnis. 

DOKU juga menyediakan solusi khusus seperti aplikasi untuk UMKM, registrasi akun cepat, pencairan dana fleksibel, dan proteksi keamanan yang andal. Selain itu, DOKU menghadirkan Jokul, platform pembayaran online yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan bisnis.

Terlebih lagi, DOKU juga memberikan keamanan tinggi dalam setiap transaksi, memastikan perusahaan Anda terhindar dari risiko kerugian akibat fraud. Mulai gunakan DOKU sekarang, dan rasakan bagaimana kemudahan teknologi bisa meningkatkan efisiensi operasional bisnis Anda! 

Ingin mempelajari lebih lanjut soal layanan payment gateway DOKU? Hubungi tim sales kami di sini untuk mendapatkan informasi lebih detail, atau Anda bisa langsung daftar di sini untuk bergabung dengan DOKU dan mulai nikmati solusi pembayaran yang inovatif!

Previous
This is some text inside of a div block.
Next
This is some text inside of a div block.