Saat ini, transaksi online telah menjadi hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari belanja, bayar tagihan, pesan makanan, hingga konsultasi dokter. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, terdapat risiko keamanan, terutama saat melibatkan data sensitif seperti kartu kredit.
Sebagai solusi, teknologi tokenisasi hadir untuk memastikan keamanan pembayaran. Singkatnya, tokenisasi adalah proses mengganti data pembayaran dengan token yang tidak sensitif. Untuk lebih memahami apa itu tokenisasi, khususnya dalam konteks pembayaran, mari kita pelajari bersama di artikel ini!
Pengertian Tokenisasi
Ketika mencari informasi tentang pengertian tokenisasi, Anda mungkin akan menemukan berbagai definisi yang berbeda di mesin pencari. Hal ini wajar, karena tokenisasi digunakan dalam berbagai konteks, dan setiap definisi dapat benar sesuai dengan konteks yang dibahas.
Selain digunakan dalam dunia pembayaran, istilah tokenisasi juga dipakai dalam berbagai konteks lain. Mari kita tinjau pengertian tokenisasi dalam beberapa bidang yang berbeda berikut ini.
Tokenisasi dalam Konteks NLP
Dalam Pemrosesan Bahasa Alami atau Natural Language Processing (NLP), tokenisasi adalah proses mengubah rangkaian teks menjadi unit-unit yang lebih kecil, seperti karakter atau kata, yang disebut token.
Misalnya, kalimat 'saya suka durian' dapat ditokenisasi menjadi tiga token berdasarkan kata, yaitu 'saya', 'suka', dan 'durian'. Sedangkan jika tokenisasi dilakukan berdasarkan karakter, token yang dihasilkan adalah "s", "a", "y", "a", " ", "s", "u", "k", "a", " ", "d", "u", "r", "i", "a", "n".
Tokenisasi merupakan langkah yang penting dalam NLP karena memudahkan mesin untuk memahami bahasa manusia. Dengan memecah teks menjadi bagian kecil, mesin dapat menganalisisnya lebih mudah.
Sebagai analogi, tokenisasi mirip dengan cara Anda mengajarkan anak kecil membaca. Anda tidak akan langsung mengajarkan mereka paragraf yang rumit, tetapi mulai dari huruf demi huruf, lalu suku kata, hingga akhirnya kata.
Tokenisasi dalam Konteks Blockchain
Dalam konteks blockchain, tokenisasi merujuk pada tokenisasi aset. Menurut Chainalysis, tokenisasi aset adalah proses pencatatan hak atas suatu aset menjadi token digital yang dapat dimiliki dan diperjualbelikan di blockchain.
Adapun aset yang dapat ditokenisasi dapat berupa aset fisik seperti properti ataupun nonfisik seperti saham di perusahaan. Dengan mengubah aset menjadi token digital, aset tersebut menjadi lebih mudah dibagi dan memungkinkan kepemilikan dalam bentuk pecahan.
Misalnya, Anda memiliki properti yang dibagi menjadi 1.000 token. Lalu, Anda menjual 500 token dan mempertahankan sisanya. Kemudian, Pak Budi dan Pak Anton masing-masing membeli 250 token. Dengan demikian, Anda tetap memiliki 50% properti, sementara Pak Budi dan Pak Anton masing-masing memiliki 25%.
Tokenisasi dalam Konteks Keamanan Data
Dalam konteks keamanan data, tokenisasi adalah proses mengganti data sensitif dengan data tidak sensitif yang disebut token. Token ini merupakan data yang tidak memiliki nilai atau makna yang dapat dieksploitasi.
Dalam hal ini, token hanya dapat dikembalikan menjadi data asli melalui sistem tokenisasi yang menghubungkannya. Di luar sistem tokenisasi, token hanyalah rangkaian karakter acak yang tidak mengungkap informasi apa pun.
Dalam penggunaannya, tokenisasi dapat diterapkan untuk melindungi berbagai jenis data sensitif, seperti nomor rekening, lisensi mengemudi, rekam medis, informasi login, perdagangan saham, catatan kriminal, hingga data pembayaran.
Apa Itu Tokenisasi Pembayaran?

Pada bagian sebelumnya, kita telah mengulas definisi tokenisasi dalam konteks NLP, blockchain, dan keamanan data. Artikel ini akan berfokus pada tokenisasi dalam konteks pembayaran, yang merupakan bagian dari keamanan data.
Menurut Stripe, tokenisasi pembayaran adalah metode keamanan data yang menukar informasi pembayaran dengan rangkaian karakter acak yang disebut token. Metode ini membuat data pembayaran lebih aman selama transaksi karena data yang asli tidak disimpan atau digunakan.
Misalnya, ketika Anda menggunakan kartu kredit untuk pembayaran, proses tokenisasi akan mengubah nomor kartu kredit tersebut menjadi token berupa karakter acak. Dengan begitu, nomor kartu kredit tidak akan terekspos karena telah diganti dengan data pengganti yang tidak sensitif.
Jika token jatuh ke tangan orang lain, mereka tidak dapat menyalahgunakannya karena token tidak mengandung informasi asli kartu kredit. Dengan menggunakan token sebagai pengganti data asli kartu, pembayaran menjadi lebih aman dan mudah, sekaligus meminimalkan risiko pelanggaran data.
Cara Kerja Tokenisasi Pembayaran
Tokenisasi adalah proses menggantikan data pembayaran yang sensitif dengan token, yaitu pengganti yang tidak mengandung informasi asli. Lalu, bagaimana sebenarnya cara kerja tokenisasi pembayaran? Berikut penjelasannya.
1. Pengumpulan Data
Saat melakukan transaksi, Anda perlu memasukkan informasi pembayaran, seperti nomor kartu kredit, kepada bisnis atau merchant yang menerima pembayaran, seperti platform e-commerce, penyedia layanan, atau entitas bisnis lainnya.
2. Permintaan Tokenisasi
Permintaan tokenisasi bergantung pada bagaimana pembayaran diatur. Biasanya, bisnis menggunakan layanan pihak ketiga untuk melakukan tokenisasi dan memproses pembayaran.
3. Pembuatan Token
Penyedia tokenisasi akan membuat token unik untuk menggantikan informasi pembayaran yang tadi Anda masukkan. Token biasanya berupa rangkaian angka atau karakter acak yang tidak memiliki arti di luar sistem yang membuatnya.
4. Penyimpanan Token
Token yang dihasilkan kemudian disimpan di sistem bisnis atau merchant sebagai pengganti data asli yang sensitif. Sementara itu, informasi pembayaran asli disimpan dengan aman oleh penyedia layanan tokenisasi. Dengan demikian, bisnis atau merchant hanya menyimpan token, bukan data asli.
5. Penggunaan Token
Ketika bisnis akan memproses transaksi, mereka dapat mengirim kembali token yang tersimpan ke penyedia tokenisasi. Kemudian, penyedia tokenisasi akan mengubah token tersebut menjadi data asli untuk menyelesaikan transaksi. Proses ini tidak mengekspos data asli ke bisnis atau merchant.
6. Penggunaan Berulang Token
Token yang tersimpan di sistem merchant dapat digunakan untuk transaksi berikutnya, sehingga Anda tidak perlu lagi memasukkan informasi pembayaran. Dengan token yang dapat digunakan berulang kali, pembayaran menjadi lebih praktis dan tetap aman.
Perbedaan Tokenisasi dan Enkripsi
Enkripsi dan tokenisasi adalah dua metode yang sama-sama digunakan untuk melindungi data, tetapi keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Melansir dari SoluLab, berikut beberapa aspek yang membedakan tokenisasi dan enkripsi.
Tujuan dan Kegunaan
Tokenisasi bertindak menggantikan data sensitif dengan token yang tidak sensitif agar lebih aman, sambil tetap menjaga fungsionalitasnya. Sementara itu, enkripsi bertindak mengubah data menjadi format yang tidak bisa dibaca untuk menjaga kerahasiaan, tetapi struktur data aslinya tetap dipertahankan.
Reversibilitas
Tokenisasi dan enkripsi juga memiliki perbedaan dari segi reversibilitas atau kemampuan untuk dibalik. Tokenisasi tidak dapat dibalik secara matematis untuk mengetahui data asli. Pembalikan tokenisasi hanya dapat dilakukan oleh sistem yang membuatnya, sedangkan di luar itu, token hanyalah karakter acak tanpa arti.
Di sisi lain, enkripsi dapat dibalik sehingga data yang terenkripsi dapat didekripsi ke data asli menggunakan kunci yang sesuai. Dengan sifatnya yang dapat dibalik, data terenkripsi dapat disimpan dan ditransmisikan dengan aman, sekaligus menawarkan pihak yang berwenang untuk mengakses dan menerjemahkan kode.
Performa
Dari segi performa, enkripsi dan tokenisasi juga memiliki sejumlah perbedaan. Secara komputasi, proses enkripsi bisa cukup intensif khususnya ketika diterapkan pada volume data yang besar, yang dapat memengaruhi performa sistem.
Hal ini berbeda dengan tokenisasi yang membutuhkan lebih sedikit sumber daya komputasi karena prosesnya yang lebih sederhana, yaitu mengganti data sensitif dengan token, sehingga performanya relatif lebih cepat.
Contoh Penggunaan Tokenisasi Pembayaran
Tokenisasi adalah praktik keamanan yang umum digunakan dalam industri pembayaran. Jika Anda sering bertransaksi dengan kartu debit, kemungkinan besar Anda sudah memanfaatkan teknologi ini. Proses tokenisasi ini berjalan secara otomatis di belakang layar, sehingga Anda mungkin tidak menyadarinya.
Melansir dari DeepInspire, berikut beberapa contoh kasus penggunaan tokenisasi pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi ini mungkin sangat dekat dengan Anda, terutama jika sering bertransaksi online.
1. Pesan Penginapan Online
Platform pemesanan hotel menggunakan tokenisasi untuk mengamankan transaksi pembayaran. Saat Anda membayar dengan kartu kredit, informasi kartu Anda tidak disimpan oleh platform, tetapi digantikan dengan token yang disediakan oleh penyedia layanan pembayaran.
2. Belanja di Marketplace
Marketplace umumnya menggunakan tokenisasi dari penyedia layanan pembayaran untuk melindungi data kartu pelanggan. Dengan teknologi ini, Anda dapat berbelanja dengan lebih aman tanpa khawatir data Anda disalahgunakan.
3. Langganan di Platform Streaming
Layanan berbasis langganan seperti platform streaming menggunakan tokenisasi untuk pembayaran berulang. Informasi kartu hanya perlu dimasukkan sekali, kemudian token digunakan untuk transaksi selanjutnya, menjadikan pembayaran lebih aman dan praktis.
4. Pesan Jasa Transportasi Online
Platform transportasi online yang menerima kartu debit atau kredit juga menggunakan tokenisasi untuk melindungi data pembayaran Anda dari potensi kebocoran atau penyalahgunaan.
5. Aplikasi Layanan Kesehatan
Aplikasi layanan kesehatan untuk konsultasi jarak jauh biasanya menggunakan tokenisasi untuk melindungi data pembayaran, sehingga lebih aman.
6. Belanja di E-commerce
Tokenisasi juga umum digunakan oleh bisnis e-commerce. Mereka biasanya bekerja sama dengan penyedia layanan pembayaran yang mengimplementasikan teknologi tokenisasi.Dengan cara ini, bisnis e-commerce dapat meningkatkan keamanan data pembayaran pelanggan mereka.
Manfaat Tokenisasi Pembayaran
Tokenisasi adalah teknologi keamanan data pembayaran yang menawarkan berbagai manfaat, tidak hanya bagi pemegang kartu, tetapi juga bagi bisnis yang menggunakannya. Berikut adalah beberapa keuntungan tokenisasi.
1. Meningkatkan Keamanan
Karena data pembayaran sensitif digantikan dengan token, risiko penipuan dan pelanggaran data dapat diminimalkan. Token tidak memiliki arti atau informasi pembayaran asli, sehingga tidak dapat disalahgunakan untuk transaksi lain.
2. Kepatuhan pada Standar
Tokenisasi adalah solusi bagi bisnis untuk mematuhi standar industri, seperti Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS). Kepatuhan ini penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.
3. Efisiensi Proses Pembayaran
Tokenisasi membantu bisnis menyederhanakan alur pembayaran pelanggan. Dengan token yang dapat digunakan berulang kali, pelanggan tidak perlu memasukkan data pembayaran setiap kali bertransaksi. Selain meningkatkan pengalaman pengguna, efisiensi ini juga dapat mengurangi biaya operasional.
4. Meningkatkan Kenyamanan Pengguna
Keamanan data yang terjamin dan proses pembayaran yang mudah dapat meningkatkan pengalaman pelanggan. Pengalaman positif ini mendorong loyalitas mereka dan memperkuat hubungan jangka panjang antara bisnis dan pelanggan.
5. Meminimalkan Risiko Pelanggaran Data
Jika token diketahui oleh pihak yang tidak berwenang, mereka tidak dapat mengeksploitasinya untuk transaksi di luar sistem terkait. Token hanya berupa kumpulan karakter tanpa arti, sehingga tidak membocorkan informasi pembayaran yang asli. Dengan mencegah pelanggaran data, bisnis dapat menjaga integritas dan meningkatkan reputasi di mata pelanggan.
6. Kontrol Biaya
Jika terjadi pelanggaran data, bisnis dapat dikenai denda atau masalah hukum yang membutuhkan biaya yang untuk mengurusnya. Karena pelanggaran data bisa dihindari melalui tokenisasi, bisnis juga dapat terhindar dari pengeluaran biaya akibat pelanggaran data.
7. Dapat Diterapkan pada Teknologi Baru
Tokenisasi dapat mengakomodasi kebutuhan keamanan bisnis dalam mengadopsi teknologi pembayaran baru. Misalnya, ketika bisnis ingin menerapkan pembayaran nirsentuh, mereka dapat menggunakan tokenisasi untuk mengamankan data pembayaran yang digunakan dalam teknologi tersebut.
Bisnis yang Cocok Menerapkan Tokenisasi Pembayaran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tokenisasi menawarkan berbagai keuntungan bagi bisnis yang mengadopsinya, terutama bagi mereka yang menangani pembayaran dengan kartu debit atau kartu kredit. Berikut ini adalah beberapa jenis bisnis yang cocok menggunakan tokenisasi.
- E-commerce
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, bisnis e-commerce perlu menyediakan berbagai pilihan pembayaran, termasuk kartu kredit. Karena data kartu pelanggan merupakan informasi sensitif, bisnis dapat melindunginya dengan mengganti data tersebut menggunakan token melalui teknologi tokenisasi.
- Layanan Berbasis Langganan
Bisnis yang menawarkan layanan berlangganan juga cocok menerapkan tokenisasi. Pelanggan dalam bisnis ini umumnya membayar secara berulang, seperti per bulan atau per tahun, kecuali mereka memutuskan berhenti berlangganan. Tokenisasi memberikan solusi untuk mempermudah proses ini.
Dengan tokenisasi, pelanggan hanya perlu memasukkan detail kartu kredit pada transaksi pertama. Untuk transaksi berikutnya, token pengganti informasi kartu kredit dapat disimpan dan digunakan secara berulang sehingga pelanggan tidak perlu memasukkan data lagi.
3. Marketplace
Sebagai platform yang mempertemukan penjual dan pembeli, marketplace menangani transaksi dalam jumlah besar. Hal ini melibatkan banyak data sensitif, sehingga tanggung jawab untuk menjaganya menjadi lebih besar. Dalam hal ini, tokenisasi dapat menjadi solusi untuk menyederhanakan pengelolaan data pembayaran sekaligus meningkatkan keamanannya.
Pembayaran Jadi Lebih Mudah dan Aman dengan Tokenisasi DOKU
Tokenisasi dari payment fintech berfungsi untuk menggantikan data sensitif, seperti nomor kartu kredit, dengan token yang tidak dapat dikenali. Hal ini dapat meningkatkan keamanan transaksi, melindungi informasi pelanggan dari penipuan, serta tetap memungkinkan pemrosesan pembayaran yang cepat dan efisien.
Salah satu fintech yang menyediakan fitur tokenisasi adalah DOKU. DOKU Token memungkinkan pelanggan melakukan pembelian tanpa memasukkan rincian kartu atau informasi pribadi, kecuali nomor CVV pada token kartu kredit.
Untuk memulai, pelanggan perlu memasukkan semua detail kartu hanya saat transaksi pertama. Lalu, DOKU menyimpan informasi tersebut dengan aman dan memberikan token kepada merchant, yang dipasangkan dengan kredensial login pelanggan di situs merchant.
Setelahnya, pelanggan cukup memilih token dan memasukkan nomor CVV untuk transaksi saat ini dan seterusnya. Dengan fitur tokenisasi DOKU, proses pembayaran menjadi lebih mudah dan aman.
Siapa Itu DOKU?
MEMULAI sebagai penyedia 'Payment Gateway' di Indonesia, DOKU kini melakukan transformasi menjadi perusahaan payment fintech yang mengincar panggung internasional, dengan rencana untuk mengembangkan jaringan layanan merchant-nya di tahun 2024.
Didirikan pada tahun 2007, DOKU awalnya berfokus pada mengelola transaksi digital para merchant. Namun, menjelang tahun 2023 dan setelah 16 tahun berkembang, DOKU telah berkomitmen untuk mengembangkan peluang ekonomi yang lebih besar dengan meluncurkan layanan dan solusi inovatif yang bertajuk "Think Beyond Payments."
"(Kami) Menyusun strategi dan terus bertransformasi agar dapat menjawab kebutuhan pasar dan tetap relevan dengan jaman yang semakin digital," ujar Himelda Renuat Co-Founder & Chief Marketing Officer DOKU di acara media gathering di Bali, Rabu (25/10/2023).
"Trusted, inovasi, solid kolaborasi dan timeless adalah nilai-nilai yang kami pegang untuk terus membuat kami perusahaan yang lebih baik dari waktu ke waktu," lanjutnya.
Ingin mempelajari lebih lanjut soal layanan payment gateway DOKU? Hubungi tim sales kami di sini untuk mendapatkan informasi lebih detail, atau Anda bisa langsung daftar di sini untuk bergabung dengan DOKU dan mulai nikmati solusi pembayaran yang inovatif!